Berita UtamaOpiniTERBARU

Pemanfaatan Nanoteknologi Dalam Bidang Kefarmasian: Nanoemulsi dalam Patch

53
×

Pemanfaatan Nanoteknologi Dalam Bidang Kefarmasian: Nanoemulsi dalam Patch

Sebarkan artikel ini

Oleh: Fakhri Putra Riza Mahasiswa Pascasarjana UNAND, Program Studi Bioteknologi

Di tengah pesatnya perkembangan berbagai sektor industri dan aspek kehidupan modern, nanoteknologi menjadi salah satu bidang yang semakin mendapat sorotan. Walau terdengar sangat ilmiah dan kompleks, penerapan nanoteknologi sebenarnya sudah sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.

Mulai dari perangkat elektronik hingga produk kosmetik dan perawatan kulit. Secara sederhana, nanoteknologi adalah cabang ilmu dan rekayasa material yang berfokus pada manipulasi dan pengendalian materi pada skala nanometer (1–100 nm), yaitu satu per miliar meter.

Pada ukuran ini, bahan memiliki sifat fisik, kimia, dan biologis yang berbeda dibandingkan dengan bentuk makroskopisnya. Misalnya, bahan yang biasanya keras dan berat bisa menjadi lebih ringan, atau zat yang awalnya kurang reaktif dapat berubah menjadi sangat reaktif ketika berbentuk nanopartikel.

Perkembangan nanoteknologi telah membawa dampak besar dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang farmasi. Dalam bidang ini, teknologi nano dimanfaatkan untuk meningkatkan efektivitas obat, memperbaiki stabilitas formulasi, serta mengoptimalkan penyerapan zat aktif.

Sehingga pengunaan nanoteknologi saat ini sangat berkembang dalam bidang kefarmasian. Salah satu penerapan nanoteknologi yang menarik perhatian adalah pengembangan sediaan nanoemulsi untuk patch transdermal.

Apa Itu Nanoemulsi

Nanoemulsi adalah salah satu bentuk penerapan teknologi nano dalam bidang obat-obatan. Secara sederhana, nanoemulsi merupakan campuran antara minyak dan air yang dibantu dengan bahan pengemulsi agar bisa tercampur dengan baik.

Campuran ini memiliki ukuran partikel yang sangat kecil, sekitar 20 hingga 200 nanometer begitu kecil sehingga tidak bisa dilihat dengan mata telanjang. Karena ukurannya yang sangat halus, nanoemulsi terlihat jernih dan stabil, serta dapat membantu zat aktif obat menembus kulit atau jaringan tubuh dengan lebih mudah.

Keunggulan utama nanoemulsi adalah kemampuannya meningkatkan penyerapan obat di dalam tubuh, terutama untuk obat yang sulit larut dalam air. Selain itu, nanoemulsi juga dapat melindungi kandungan obat agar tidak cepat rusak, serta membantu obat bekerja lebih lama dan lebih efektif.

Dalam bidang farmasi, nanoemulsi sering digunakan untuk berbagai cara pemberian obat, misalnya lewat mulut, suntikan, atau kulit. Salah satu yang paling banyak dikembangkan saat ini adalah penggunaan nanoemulsi dalam bentuk patch transdermal, yaitu plester obat yang ditempelkan di kulit.

Apa Itu Patch Transdermal

Patch transdermal adalah plester obat yang dirancang untuk mengantarkan obat ke dalam tubuh melalui kulit. Jadi, alih-alih diminum atau disuntik, obat diserap secara perlahan melalui lapisan kulit hingga masuk ke aliran darah.

Bentuknya seperti lembaran tipis yang menempel pada kulit, mirip plester luka, tetapi di dalamnya mengandung obat yang dilepaskan sedikit demi sedikit dalam jangka waktu tertentu.

Keuntungan utama dari patch transdermal adalah penggunaan yang praktis dan nyaman. Pengguna tidak perlu sering minum obat, karena patch bisa memberikan efek terapi selama beberapa jam bahkan beberapa hari.

Selain itu, cara ini juga menghindari efek samping pada lambung dan hati, karena obat tidak harus melewati sistem pencernaan. Patch juga cocok untuk orang yang sulit menelan obat atau membutuhkan pengobatan jangka panjang.

Ketika teknologi nanoemulsi digabungkan dengan patch transdermal, hasilnya menjadi lebih efektif. Nanoemulsi membantu obat menembus kulit dengan lebih baik, sedangkan patch berfungsi sebagai media pelepasan obat yang teratur dan mudah digunakan.

Kombinasi ini membuat obat bekerja lebih cepat, lebih stabil, dan memberikan kenyamanan lebih bagi pasien. Karena itulah, teknologi nanoemulsi dalam patch transdermal kini dianggap sebagai salah satu inovasi penting di dunia farmasi modern.

Contoh Penerapan

1. Patch nanoemulsi Kurkumin
Penelitian ini memformulasikan patch transdermal berbasis nanoemulsi kurkumin dengan polimer HEC dan HPMC. Nanoemulsi kurkumin dibuat, kemudian dimasukkan ke dalam patch.

2. Acne patch nanoemulsi dari ekstrak tangkai Betadine (Jatropha multifida Linn)
Penelitian skripsi di Indonesia mengembangkan patch jerawat berbasis nanoemulsi dari ekstrak tanaman (Betadine).

3. Patch transdermal nanoemulsi Pravastatin
Penelitian ini membuat nanoemulsi pravastatin, kemudian dibuat patch transdermal yang mengandung nanoemulsi tersebut.

4. Patch nanoemulsi diklofenak diethylamine
Penggunaan nanoemulsi sebagai vehicle bagi diklofenak diethylamine (obat pereda nyeri dan antiinflamasi).

Kesimpulan

Perkembangan teknologi nano membawa banyak manfaat, terutama di bidang obat-obatan. Salah satu bentuk penerapannya yang menarik adalah penggunaan nanoemulsi dalam patch transdermal.

Melalui teknologi ini, obat bisa diserap tubuh dengan lebih baik karena partikel nanoemulsi sangat kecil dan mampu menembus kulit dengan mudah. Sementara itu, patch transdermal membuat obat dapat dilepaskan secara perlahan dan teratur, sehingga efeknya lebih stabil dan tahan lama.

Kombinasi antara nanoemulsi dan patch ini tidak hanya membuat pengobatan jadi lebih efektif, tapi juga lebih nyaman bagi pengguna. Pasien tidak perlu sering minum obat, cukup menempelkan patch di kulit. Selain itu, cara ini juga mengurangi efek samping yang mungkin timbul dari obat yang diminum.

Dengan berbagai keunggulan tersebut, teknologi nanoemulsi dalam patch transdermal berpotensi besar menjadi inovasi masa depan dalam dunia farmasi, membantu meningkatkan kualitas pengobatan dan kenyamanan pasien di berbagai kalangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *