Kab. Solok,relasipublik – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Solok melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) bersama Mitra Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) dan Fasilitas Kesehatan (Faskes) pada Kamis, 10 Oktober 2024, di Ruang Rapat Perpustakaan Daerah Kabupaten Solok.
Acara ini bertujuan memperkuat kolaborasi dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kabupaten Solok melalui peningkatan pelayanan Keluarga Berencana (KB).
Rakor tersebut dihadiri oleh Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Solok, Akbar Ali, Direktur Bina Akses Pelayanan KB BKKBN, Zamhir Setiawan, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A), dr. Maryeti Marwazi, dan undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Pjs Bupati, Akbar Ali mengapresiasi kolaborasi antara TPPS, mitra BAAS, dan seluruh pihak terkait dalam upaya penurunan angka stunting.
Menurutnya, kolaborasi lintas sektor merupakan kunci utama dalam mewujudkan penurunan stunting yang efektif.
“Kerja kolaborasi sangat penting. Tidak hanya pemerintah, tetapi juga masyarakat dan dunia usaha perlu bersama-sama mendukung program percepatan penurunan stunting ini,” ujar Akbar Ali.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya pemetaan ulang terhadap program, kegiatan, dan anggaran yang telah dilaksanakan untuk menurunkan angka stunting.
Hal ini, lanjut Akbar Ali, bertujuan memastikan bahwa program yang ada dapat tepat sasaran hingga ke keluarga yang membutuhkan.
“Kita harus pastikan program dan alokasi anggarannya sampai pada keluarga sasaran, agar tujuan kita benar-benar tercapai,” jelasnya.
Sementara itu dalam laporannya, Ketua Pelaksana Rakor, dr. Maryeti Marwazi, menjelaskan bahwa salah satu mitra BAAS yang aktif bekerja sama dengan Kabupaten Solok adalah PT Semen Padang, yang pada tahun 2023 telah memberikan bantuan program makanan tambahan (PMT) untuk balita stunting di Nagari Labuah Panjang.
Selain itu, CSR PT Semen Padang juga berkontribusi dalam pengadaan sumber air bersih di wilayah tersebut.
Menurut Maryeti, upaya ini telah memberikan hasil positif, di mana prevalensi stunting di Kabupaten Solok menurun signifikan dari 40,1% pada 2021 menjadi 24,2% pada 2022, meskipun sedikit meningkat menjadi 25,4% pada 2023.
“Keberhasilan ini tidak lepas dari peran seluruh pihak yang tergabung dalam TPPS dan dukungan dari mitra BAAS,” tambahnya.
Rakor juga diisi dengan penyerahan sertifikat bebas stunting kepada 14 anak dari Nagari Labuah Panjang yang mendapat program BAAS dari PT Semen Padang.
Anak-anak tersebut secara resmi dinyatakan bebas stunting setelah menerima program intervensi dari pihak-pihak terkait.
Setelah prosesi wisuda bebas stunting, kegiatan dilanjutkan dengan rapat koordinasi teknis serta pemaparan dari para mitra BAAS tentang berbagai inisiatif yang akan terus dilaksanakan untuk menurunkan angka stunting di Kabupaten Solok. (Adm)