Oleh Effendi
Padang,relasipublik – Kericuhan akibat dibubarkannya aktivitas ibadah dan pendidikan agama di sebuah rumah milik jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia, Minggu (27/7/2025) sore oleh sejumlah warga RT 03/ RW 09, Kelurahan Padang Sarai Kecamatan Koto Tangah, Minggu viral di media sosial.
Peristiwa heboh dan viral itu sampai ke telinga Walikota Padang Fadly Amran. Dari berbagai medsos dan media online, Fadly Amran juga tahu. Kesimpulannya, hal itu harus diselesaikan segera. Tidak dibiarkan tergenang dan berlarut-larut.
Alhasil, malamnya bertempat di kantor Camat Koto Tangah dilakukan pertemuan semua stakeholder terkait, baik dari pihak jemaat Gereja, sejumlah tokoh masyarakat, RT, RW, unsur Forkopimca dan pihak terkait lainnya. Walikota Padang Fadly Amran hadir. Fadly Amran hadir bersama Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Kota Padang, Prof. Salmadanis.
Sebagai pemimpin untuk semua warga Kota Padang, Fadly Amran tidak ingin gegabah dalam mengambil sikap. Seperti yang sudah-sudah Fadly Amran tetap lebih dahulu mendengar, menyimak dan menganalisa apa yang disampaikan oleh sejumlah orang yang hadir. Dan bertanya untuk mendalami masalah.
Malam itu terjadilah dialog. Fadly Amran pun tak mau terjebak dalam ‘kelompok” yang bertikai. Tetap berada di tengah dan berupaya memediasikan “kelompok” tersebut agar “berdamai”. Ketenangan Fadly Amran dan cara komunikasi yang bagus, berbuah kepada dicapainya kesepakatan antara kedua belah pihak yang bertikai.
Usai rapat mediasi Fadly Amran menyampaikan penyesalannya atas peristiwa itu. “Pertama, kita harus memahami lukanya perasaan saudara-saudara kita yang mengalami tindakan pengerusakan bahkan juga sampai ada korban luka. Dan ini bukan perselisihan agama, tetapi murni insiden kesalahpahaman. Dan itu sama-sama kita dengar tadi dalam mediasi,” tegas Fadly Amran.
Jadi insiden ini tidak terkait SARA. Sedangkan yang melakukan pengrusakan, masuk ranah pidana ditindaklanjuti sesuai hukum yang berlaku. Kabar terakhir hingga tulisan ini diturunkan, sudah 9 orang ditahan polisi.
Cara Fadly Amran menyelesaikan sebuah permasalahan patut dipujikan. Lebih mengedepankan dialog. Pendekatan dialogis.
Pendekatan dialogis menekankan pentingnya komunikasi dua arah antara kepala daerah dan masyarakat. Ini berarti kepala daerah tidak hanya menyampaikan informasi atau kebijakan, tetapi juga secara aktif mendengarkan umpan balik, pertanyaan, dan masukan dari masyarakat.
Dalam menghadapi berbagai masalah yang dihadapi daerah, pendekatan dialogis dapat menjadi solusi yang efektif. Dengan mendengarkan berbagai perspektif dan mencari solusi bersama melalui diskusi, kepala daerah dapat menemukan cara yang lebih tepat dan diterima masyarakat. Ini yang dilakoni Fadly Amran dalam peristiwa Padang Sarai itu.
Pendekatan dialogis juga dilakukan Fadly Amran saat memindahkan para pedagang yang berjualan malam hari di Jati, Jalan Perintis Kemerdekaan. Tepatnya depan kampus Unand dan kantor KPKNL Padang. Para pedagang menggunakan trotoar dan badan jalan. Belum lagi parkiran sepeda motor dan mobil. Alhasil di sana kerap macet, sumpek. Pemakai jalan tidak nyaman. Warga yang bermukim di sana juga tidak tentram. Kadang bak pasar malam. Adakalanya lantunan musik berpacu pula.
Banyak yang berpendapat, puluhan pedagang itu sulit dipindahkan. Akan mendapat perlawanan jika lokasi mereka tempati kini dikosongkan. Fadly Amran mendatangi pedagang. Pendekatan dialogis ditempuh. Komunikasi dua arah terjadi. Akhirnya pedagang setuju. Mereka pindah ke Jalan Suliki sebelah kampus Unand masuk ke dalam menuju gedung SMK 5 Padang. Dan dijadikan Pasar Kuliner.
Keberadaan Pasar Kuliner Jati ini dalam rangka menciptakan ruang usaha yang lebih tertib dan representatif bagi pedagang kaki lima (PKL). “Dengan fasilitas yang lebih baik, kebersihan yang terjaga, dan tata letak yang rapi, para PKL bisa berdagang dengan lebih nyaman, dan tentunya ini akan menarik lebih banyak pengunjung,” kata Fadly Amran saat meresmikan Pasar Kuliner Jati tersebut, Selasa (15/7/2025).
Fadly juga menyampaikan terima kasih kepada para pedagang yang telah bersedia direlokasi ke Pasar Kuliner Jati ini. Langkah ini merupakan bagian dari penataan kota dan pemberdayaan ekonomi rakyat. Pihaknya ingin menghadirkan kawasan berjualan yang nyaman, aman, serta tidak mengganggu aktivitas lalu lintas maupun pejalan kaki.
Saat penulis berkunjung ke sana, pedagang senang dengan tempat barunya. Tertata dan lebih rapi. Pembeli pun banyak datang. Omset mereka naik.”Terima kasih Pak Wali. Tadinya dikira kami digusur. Nyatanya tidak. Justru sekarang berjualan lebih nyaman dan ramai,” ujar seorang pedagang.
Di berbagai kesempatan dan kunjungan, pendekatan dialogis tetap dilakukan Fadly Amran.
Dengan menerapkan pendekatan dialogis, Fadly Amran dapat menciptakan pemerintahan yang lebih partisipatif, transparan, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. Hal ini pada gilirannya dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada pemerintah daerah dan memperkuat stabilitas serta pembangunan daerah.
Dan dalam perjalanan, apa yang dilakukan Fadly Amran membuahkan hasil. Memang belum semuanya. Hari masih pagi. Jalan masih panjang. Tapi setidaknya keberhasilan yang sudah dicapai itu, lewat pendekatan dialogis, memberikan gambaran, anak muda sarat pengalaman ini optimis membawa daerah dan warga Kota Padang ke arah lebih baik. Menuju kejayaan Kota Padang. Semoga.(*)
Penulis, wartawan utama