Kota Padangpanjang

Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Unand Gelar Kegiatan di Desa Wisata Kubu Gadang

41
×

Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Unand Gelar Kegiatan di Desa Wisata Kubu Gadang

Sebarkan artikel ini

 

PADANG PANJANG, RELASI PUBLIK— Diikuti 31 mahasiswa program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM), Universitas Andalas (Unand) gelar kegiatan di Desa Wisata Kubu Gadang, Kelurahan Ekor Lubuk, Kecamatan Padang Panjang Timur, selama dua hari sejak Jumat (10/5/2024).

Mahasiswa ini berasal dari berbagai daerah seperti Pulau Kalimantan, Bali, Sulawesi, dan Jawa, serta Sumatera Barat. Mereka berkegiatan dengan memakai pakaian adat daerah masing-masing dan belajar kesenian serta adat istiadat Minangkabau.

Dipandu pengelola Kubu Gadang, mereka belajar Randai, membuat Pupuik, pawai budaya keliling sawah. Dilanjutkan dengan menelusuri Kampung Budaya dan Religi Kelurahan Sigando.

“Setelah itu kegiatan main lanyah (lumpur-red) seperti Pacu Upiah, belajar Silek Lanyah dan menanam padi. Lalu tour desa dengan pajero Kubu Gadang ke Lubuak Soda di Tambangan,” sebut pengelola Kubu Gadang, Ririn Kurnia, Sabtu (11/5/2024).

Pada malam harinya, mereka juga disuguhkan dengan kegiatan makan Baradaik dan sharing diskusi inspiratif tentang kisah perjalanan desa wisata serta adat istiadat.

“Alhamdulillah berkegiatan di Kubu Gadang ini sangat bermakna sekali bagi kami. Banyak ilmu dan pelajaran yang didapat dan bisa dibawa ke daerah kami,” ujar mahasiswa asal Bali, Muhammad Rizki Rafi Ramadan.

Semua kegiatan di sini, sebut dia, belum pernah dilakukannya. “Di sinilah kami baru mengetahui banyak kegiatan adat Minangkabau. Jika ada kesempatan, kami akan ke sini lagi,” ucapnya.

Salah seorang dosen, Yoneta Srangenge memuji Kubu Gadang yang disebutkannya sangat indah alamnya. Udaranya alami dan segala hal yang ada di sini benar-benar bernuansa pedesaan.

“Sungguh indah Kubu Gadang ini. Kami merasakan punya keluarga kedua di sini. Banyak pelajaran yang sangat bermanfaat kami dapat di sini. Kami belajar Randai, membuat Pupuik bahkan ikut pawai budaya keliling pematang sawah,” ujarnya. (gito)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *