Berita UtamaKabupaten Pesisir SelatanTERBARU

Produksi Perikanan di Pessel Tahun 2021 Mencapai 939 Milyar

208
×

Produksi Perikanan di Pessel Tahun 2021 Mencapai 939 Milyar

Sebarkan artikel ini

PESSEL, RELASIPUBLIK – Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat mengungkapkan nilai produksi perikanan  di daerah sepanjang 2021 mencapai Rp939 miliar.

Bupati Pesisir Selatan Rusma Yul Anwar menyampaikan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) capaian tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya yang hanya sekitar Rp935 miliar, dengan total produksi 35.327 ton.

“Peningkatan itu sejalan dengan kenaikan produksi yang pada 2021 tercatat sebesar 35.549 ton,” ujar bupati di Painan.

Berdasarkan catatan Pesisir Selatan Dalam Angka yang dirilis BPS dari 12 kecamatan penghasil ikan, tiga kecamatan dengan nilai dan produksi tertinggi adalaj Kecamatan Sutera 7.418 ton, dengan nilai lebih dari Rp193 miliar.

Kemudian disusul Kecamatan Koto XI Tarusan dengan produksi sepanjang 2021 sebanyak 7.066 ton atau setara Rp186 miliar dan selanjutnya Kecamatan Lengayang yang menyumbang 6.578 ton senilai Rp173 miliar.

Bupati melanjutkan pemerintah kabupaten terus membantu optimalisasi hasil tangkap nelayan di daerah itu dengan pemberian berbagai stimulan seperti batang alat tangkapan yang menyasar nelayan tradisional.

Memfasilitasi ketersediaan solar subsidi untuk nelayan kecil, sehingga menjamin keberlangsungan dalam melakukan kegiatan, apalagi Pesisir Selatan masih memiliki potensi yang jauh lebih besar.

“Dengan panjang garis pantai mencapa 246 Kilomter, Pesisir Selatan masih berpotensi meningkatkan kapasitas produksi,” sebut bupati.

Bahkan pemerintah kabupaten menurut bupati juga memfasilitasi nelayan bersama Kesyahbandaran Otoritas Pelabuhan Teluk Bayur dalam pengurusan Pas kecil bagi nelayan dengan kapal berbobot 7 GT.

Pas kecil Pas kecil menurut bupati merupakan salah satu upaya pemerintah melindungi para nelayan kecil dalam mencari nafkah. Keselamatan adalah tujuan utama saat menjalankan pekerjaan.

Lebih dari itu dapat digunakan sebagai dokumen ekspor bagi nelayan untuk hasil tangkapnya dan memudahkan petugas dalam menginventarisir jumlah kapal yang ada di perairan Indonesia.

“Tujuan akhirnya adalah meningkatkan kesejahteraan nelayan di Pesisir Selatan agar terbebas dari stigma miskin, masyarakat pinggiran dan lain sebagainya,” terang bupati.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *