Jakarta,relasipublik – Transformasi pertanian menjadi pesan utama yang mengemuka pada peringatan Hari Jadi ke-80 Provinsi Sumatera Barat pada 1 Oktober 2025.
Anggota Komisi IV DPR RI, Rahmat Saleh, menegaskan sektor pertanian harus ditempatkan sebagai fondasi pembangunan daerah.
Dia menilai, cita-cita menjadikan Sumbar maju dan sejahtera tidak bisa dilepaskan dari pengelolaan pertanian yang berorientasi pada nilai tambah.
“Pertanian adalah tulang punggung Sumbar. Komoditas seperti gambir, padi, dan hortikultura bisa memberi nilai ekonomi besar jika diolah, bukan sekadar dijual mentah. Tantangannya ada pada keberanian kita membangun hilirisasi,” ujar Rahmat di Jakarta, Rabu (1/10/2025).
Rahmat menekankan, momentum Hari Jadi kali ini tidak cukup dirayakan dengan seremonial.
Menurutnya, peringatan 80 tahun Sumbar harus menjadi ruang refleksi untuk menilai kembali arah pembangunan daerah, khususnya dalam memperkuat basis ekonomi masyarakat.
Hilirisasi pertanian, kata Rahmat, bukan hanya soal menaikkan harga jual produk, tetapi juga tentang membuka peluang kerja baru, meningkatkan kesejahteraan petani, dan memperkokoh ketahanan pangan lokal.
Namun, dia mengingatkan masih ada persoalan klasik yang membayangi petani.
Permodalan yang terbatas, infrastruktur irigasi yang belum memadai, hingga jalur distribusi yang tidak merata disebutnya masih menjadi kendala.
“Kita tidak bisa menutup mata. Petani bekerja keras, tetapi pendapatannya belum sepadan. Ini fakta yang harus kita atasi bersama,” tegasnya.
Rahmat juga mengingatkan agar pembangunan pertanian tidak hanya bertumpu pada pemerintah daerah.
Menurutnya, kolaborasi dengan pemerintah pusat, swasta, hingga lembaga pendidikan menjadi kunci dalam membawa Sumbar keluar dari stagnasi.
“Teknologi pertanian, riset, dan keterlibatan generasi muda sangat penting. Tanpa itu, Sumbar akan tertinggal dalam menghadapi persaingan global,” jelasnya.
Salah satu yang ia soroti adalah potensi gambir, komoditas khas Sumbar yang selama ini masih diekspor dalam bentuk mentah.
Menurut Rahmat, pengolahan gambir di dalam negeri bisa menjadi ikon baru kebangkitan ekonomi Sumbar.
“Kalau diolah di sini, manfaatnya akan langsung dirasakan petani, bukan orang lain di luar negeri,” katanya.
Meski begitu, Rahmat tidak menutup mata pada tantangan besar yang menanti.
Perubahan iklim, alih fungsi lahan, hingga minimnya regenerasi petani disebutnya sebagai masalah yang harus ditangani dengan kebijakan jangka panjang.
“Kalau kita bicara Sumbar maju, itu bukan sekadar jargon. Harus ada kerja bersama, bahu membahu. Masyarakat harus merasakan langsung manfaat pembangunan. Dan jalan paling realistis adalah memperkuat sektor pertanian,” pungkasnya.
Rahmad Saleh Tegaskan Sektor Pertanian Harus Jadi Pondasi Pembangunan Daerah
