NasionalPolitikTERBARU

RDP Komisi VI Dengan PTPN III, Anggota DPR-RI dari Fraksi PKS Nevi Zuairina Minta Prioritas Pada Produktivitas dan Kesejahteraan Petani

143
×

RDP Komisi VI Dengan PTPN III, Anggota DPR-RI dari Fraksi PKS Nevi Zuairina Minta Prioritas Pada Produktivitas dan Kesejahteraan Petani

Sebarkan artikel ini

JAKARTA,RELASIPUBLIK – Anggota DPR RI Komisi VI, Hj. Nevi Zuairina, pada Rapat Dengar Pendapat antara komisi VI DPR RI dengan PT Perkebunan Nusantara III (persero) meminta agar rencana strategis yang telah di susun dapat segera di implementasikan di lapangan.

Rencana strategis yang ia maksud adalah, pembentukan tiga kelompok perusahaan yakni PalmCo, SugarCo dan SupportingCo.

“Kami di Komisi VI bersepakat bahwa mendukung PTPN III Holding dan seluruh anak perusahaannya dapat meningkatkan produksi minyak goreng dan gula konsumsi untuk kebutuhan pangan nasional. Dengan meningkatkan produktivitas ini, secara tidak langsung akan terjadi peningkatan kesejahteraan petani dengan syarat tetap terjadi hubungan yang baik antara petani dan perusahaan negara ini”, tutur Nevi.

Politisi PKS ini juga sangat mendukung upaya PTPN III untuk melakukan stabilitas harga minyak goreng dan gula konsumsi di pasaran sehingga masyarakat sebagai konsumen dapat terpenuhi kebutuhannya dengan harga terjangkau.

“Pemerintah secara perlahan mesti mengalihkan HGU yang di kelola swasta menjadi dapat dikelola oleh BUMN. PTPN harus mampu mengelola HGU itu untuk di tanam sawit sekaligus mampu membuat pabrik kelapa sawit milik pemerintah”, saran Nevi.

Legislator asal Sumatera Barat II ini mengatakan, bahwa selama ini yang mengendalikan harga TBS (tebangan basah sawit) adalah para pabrik pabrik kelapa sawit. Bahkan kebijakan pemerintah yang menghentikan ekspor di respon dengan turunnya harga TBS yang sangat merugikan petani.

“Semua sumber kekayaan negara untuk keperluan masyarakat banyak memang mesti dikuasai negara. Ini sesuai dengan UUD 1945. Pengelolaan Sawit dan Gula, mulai dari hulu dan hilir mesti dikuasai negara demi kemakmuran rakyat termasuk petani sebagai produsen dan masyarakat banyak sebagai konsumen”, tutup nevi Zuairina.(A-416)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *