PariwaraTERBARU

Rendang ‘Goes to Europe’ Di Bali Tuai Protes Nitizen, Ini Reaksi Ketua BPPD Sumbar

123
×

Rendang ‘Goes to Europe’ Di Bali Tuai Protes Nitizen, Ini Reaksi Ketua BPPD Sumbar

Sebarkan artikel ini

PADANG,RELASIPUBLIK-Rendang  Goes to Europe yang diinisiasi oleh Iwan Bogananta, Duta Besar Republik Indonesia untuk Bulgaria, Makedonia Utara, dan Albania di Bali pada Kamis (24/3) lalu,  menuai pro kontra nitizen, pasal nya banyak yang mempertanyakan mengapa diadakan di Bali bukan di daerah Sumatera Barat yang notabene adalah ‘city of origin’ dari masakan rendang itu sendiri dan mengapa UMKM Sumbar tidak dilibatkan dalam program tersebut?.

Menjawab kegelisahan nitizen akan hal itu,  Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menjelaskan bahwa saat ini di Indonesia ada dua produk yang sangat dikenali oleh masyarakat dunia tentang Indonesia . Pertama tentu masakan rendang, bahkan sudah dinobatkan sebagai makanan terenak di dunia oleh CNN internasional, kedua Bali sebagai tempat kunjungan utama destinasi wisata di Indonesia.

“Saat diluncurkan di ajang G20 Bali, program ini mendapat sambutan luar biasa karena komitmen dari pada ekspor rempah yang mencapai 2 miliar dollar “,  katanya di Auditorium Gubernuran Sumbar Padang, Sabtu (26/3/2022).

Hal senada juga disampaikan Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Sumbar Dr Sari Lenggogeni, dimana program Rendang Goes To Europe adalah peluang pelaku UMKM untuk melakukan pengembangan pasar melalui  inovasi  bumbu rendang secara modern ke mancanegara khususnya negara bagian Eropa.

“Jadi sebenarnya ini peluang yang bagus untuk kemajuan pariwisata kuliner sumbar. Dan nanti BPPD akan menagih peluang ini supaya  bisa dimanfaatkan oleh desa wisata sebagai penghasil rempah-rempah bumbu rendang seperti Kelapa, Cabe dan lain-lain bisa dieksport ke berbagai belahan dunia lainnya” ujar Sari.

Lebih lanjut menurut Sari sebenarnya Menparekraf justru membuka peluang bisnis kuliner ini melalui eksport bumbu rendang dimana mereka mungkin memang memiliki stock daging lebih tinggi sebagai bahan baku rendang namun untuk bahan baku  bumbu rendangnya mereka pasti tetap perlu pasokan dari Indonesia  untuk mendapatkan taste yang original.

Cheff profesional, iwan Febrian  CEO 30  jaringan restouran Mak Aciak , di jabodetabek juga mengatakan hal senada, menurutnya negara eropa hanya memiliki  surplus daging namun mereka tidak punya bumbu.

“Ini adalah kesempatan yang besar untuk sumatera barat, mari kita siapkan bumbu rendang kita dan packacing nya. Karena rendang itu diciptakan untuk Dunia dan menjadi makanan yang akan wajib ada di seluruh reatoran dunia” kata Iwan.

Zuhrizul, Ketua TPP Desa Wisata Sumbar ikut mengajak Desa Wisata yang punya potensi penghasil bahan baku bumbu rendang di sumbar  menyiapkan diri bekerjasama dengan bumnag untuk mengeksport  bumbu bumbu rendang dan bahan baku rendang ke mancanegara. (monsis)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *