sumbar.relasipublik.com // Sawahlunto
Kota tua yang biasanya tenang itu mendadak berubah jadi lautan manusia. Sawahlunto seakan bergetar ketika ribuan pasang mata tertuju pada satu sosok: Diva Aurel. Penyanyi muda asalTanah Datar ini sukses menyulap Lapangan Bola Kaki Ombilin menjadi panggung sejarah lewat konser spektakulernya pada malam penutupan Sawahlunto Internasional Songket Silungkang Carnival (SISSCA) 2025.
Sejak sore, atmosfer kota sudah terasa berbeda. Jalan-jalan utama macet dipadati kendaraan, pedagang tumpah ruah, dan suara teriakan “Diva! Diva!” menggema di udara. Begitu lampu panggung menyala dan Diva muncul dengan balutan songket modern yang elegan, riuh histeris penonton seketika meledak.
“Ini malam gila! Sawahlunto kayak Jakarta, rame, gegap gempita!” seru Riko, penonton asal Padang yang rela datang jauh-jauh demi melihat idolanya.
Lebih dari Sekadar Konser
Yang terjadi malam itu bukan sekadar hiburan. Festival yang biasanya identik dengan pameran songket berubah jadi pesta budaya modern. Diva berhasil menjembatani tradisi dan dunia hiburan, membuktikan bahwa songket bisa tampil megah bersama dentuman musik masa kini.
“Songket itu identitas kita. Musik itu bahasa dunia. Disatukan, jadi ledakan energi luar biasa,” ungkap salah satu panitia dengan mata berbinar.
Diva Aurel, Ikon Baru Musik Minang
Panggung terasa kecil bagi karisma Diva Aurel. Suaranya yang jernih, aksi panggung yang penuh percaya diri, dan lagu pamungkas “Tabola-bale” yang viral usai mengguncang Istana Presiden pada HUT RI ke-80, sukses membuat ribuan penonton larut.
Yang lebih membanggakan, Diva bukan sekadar artis pendatang. Ia adalah putri Minangkabau tulen, darah seni yang mengalir dari ayah Jones dan ibu Yusna Yuliana asal Tanah Datar. Kini, gadis Ranah Minang itu benar-benar menjelma ikon baru musik Indonesia.
“Bangga rasanya lihat anak nagari tampil sehebat ini. Dunia harus tahu kita punya Aurel,” ujar Iyet, warga Batusangkar yang datang bersama keluarga.
Kota Berguncang, UMKM Ikut Kebanjiran Rezeki
Euforia konser juga berdampak nyata pada perekonomian lokal. Puluhan stan kuliner dan kerajinan dipadati pengunjung. Para pedagang mengaku omzet malam itu melonjak tajam.
“Alhamdulillah, jualan habis sebelum konser selesai. Diva Aurel benar-benar bawa berkah,” tutur Uni Mar, pedagang sate Padang yang wajahnya tak bisa menyembunyikan senyum.
Pesan Penting dari Sawahlunto
Wali Kota Sawahlunto pun tak menyiakan momen ini. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa SISSCA bukan hanya festival songket, tapi juga ajang pembuktian.
“Dengan hadirnya Diva Aurel, Sawahlunto bukan sekadar kota tambang warisan dunia. Kita tunjukkan, Sawahlunto adalah pusat kreativitas dan pariwisata budaya yang mendunia,” tegasnya disambut tepuk tangan.
Malam Bersejarah
Saat konser usai, tak ada yang ingin cepat pulang. Ribuan penonton masih menunggu lambaian tangan terakhir Diva Aurel. Ketika diva muda itu turun panggung, sorak panjang menggema—momen yang akan dikenang lama oleh masyarakat Sawahlunto.
Malam itu, Sawahlunto benar-benar meledak dalam sejarahnya. Dari Tanah Datar untuk Nusantara, dari Sawahlunto untuk dunia—Diva Aurel resmi menorehkan jejak emas di hati rakyat Samutera Barat (d13)