BeritaDaerahKota Padang

Sibuk Komentari Batik dan Mobil, Tapi Lupa Bahwa Rakyat Tak Butuh Tafsir, Mereka Butuh Tindakan

26
×

Sibuk Komentari Batik dan Mobil, Tapi Lupa Bahwa Rakyat Tak Butuh Tafsir, Mereka Butuh Tindakan

Sebarkan artikel ini
Kevin Philip, Juru Bicara Fadly Amran dan Maigus Nasir dalam Pilkada 2024

Padang,relasipublik – Di tengah sorotan terhadap penampilan Wali Kota Padang Fadly Amran saat mengunjungi Pantai Padang akhir pekan lalu, suara tenang namun tajam datang dari Kevin Philip, Juru Bicara Fadly Amran dan Maigus Nasir dalam Pilkada 2024.

Tanpa menanggapi langsung kritik dari tokoh legislatif, Kevin memilih memberi apresiasi terhadap gaya kepemimpinan Fadly yang menurutnya tidak membangun jarak dengan masyarakat, dan tidak terjebak dalam gaya formal birokrasi.

“Hari ini ada yang lebih sibuk menafsir batik dan mobil dinas, tapi lupa bahwa masyarakat tidak hidup dari tafsir. Mereka hidup dari kehadiran pemimpin, dari keberanian untuk datang langsung ke lapangan dan mendengar dengan mata kepala sendiri,” ujarnya, Senin (7/4/2025).

Menurut Kevin, yang dilakukan Fadly hanyalah bentuk komitmen sederhana: hadir dan mendengarkan. Sebuah hal yang seharusnya menjadi keniscayaan dalam kepemimpinan, bukan bahan kontroversi.

“Kami tidak menempatkan kehadiran Wali Kota sebagai panggung. Itu bukan agenda, bukan pencitraan. Itu kewajiban moral dan politik seorang pemimpin yang memilih untuk tidak bersembunyi di balik meja kerja,” ungkapnya.

“Kepemimpinan Bukan Soal Gaya, Tapi Soal Nyali”

Kevin menekankan bahwa gaya setiap pemimpin memang bisa berbeda. Namun substansi tetap harus menjadi ukuran: apakah ia benar-benar hadir? Apakah ia mau mendengar langsung? Apakah ia siap terjun tanpa skrip?

“Fadly tidak sedang berpura-pura menjadi rakyat. Ia memang bagian dari rakyat. Dan ketika ia turun langsung ke jalan, itu bukan untuk dinilai—tapi untuk bekerja,” tegas Kevin.

“Rakyat Tahu Siapa yang Datang dan Siapa yang Datang-datangan”

Pernyataan Kevin disampaikan dalam suasana yang makin dinamis menjelang tahun politik. Ia mengingatkan bahwa rakyat kini tidak lagi mudah dipengaruhi oleh narasi yang dibuat-buat.

“Publik sudah terlalu cerdas untuk tertipu oleh framing yang emosional. Mereka tidak lagi mudah percaya pada siapa yang paling keras bicara. Mereka percaya pada siapa yang paling sering hadir,” lanjutnya.

“Menjawab dengan Kerja, Bukan Reaksi”

Alih-alih meladeni opini personal yang berkembang, Kevin menegaskan bahwa Fadly Amran dan seluruh jajaran pemerintahannya akan tetap berjalan di jalur yang telah digariskan: kerja, kerja, dan kerja.

“Kami tidak datang untuk berdebat. Kami datang untuk menyapa rakyat. Yang lain silakan beropini. Kami memilih hadir, menyelesaikan persoalan, dan membiarkan rakyat menilai sendiri—tanpa harus membela diri,” tutup Kevin.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *