TANAH DATAR , RELASI PUBLIK – Wakil Bupati Richi Aprian yang juga menjabat Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tanah Datar mengungkapkan, penurunan angka stunting atau perkembangan anak tidak sesuai usianya bertujuan untuk menciptakan generasi emas 2045.
Hal ini ia sampaikan pada kegiatan Sosialisasi Gerakan Masyarakat (Germas) dalam Percepatan Penurunan dan Pencegahan Stunting yang dihadiri Anggota DPR RI Komisi IX Arzeti Bilbina, Dirjen Kemenkes RI, ketua dan anggota Indojolito Peduli, Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Barat, ketua GOW Tanah Datar Ny. Patty Richi Aprian, Kepala OPD dilingkup Pemkab Tanah Datar, Bupati Periode 2005 – 2015 M. Shadiq Pasadiqoe dan undangan lainnya, Sabtu (5/11/2022) di Emersia Hotel Batusangkar.
“Generasi yang lahir ataupun berusia dua tahun saat ini, pada 2045 nanti merupakan generasi yang akan bekerja dan memimpin. Sekiranya itu tidak kita persiapkan dan ciptakan sekarang salah satunya melalui pencegahan stunting ini, tentu ke depan bukannya bonus demografi yang diperoleh, namun kawanan demografi, dimana seharusnya anak-anak muda yang bisa bekerja, namun karena tidak terpenuhi gizinya ia tidak bisa bekerja,” kata Richi.
Disampaikan Wabup Richi, saat ini angka prevalensi stunting di Tanah Datar berdasarkan SSGI 2021 sebesar 21,5%. Sedangkan Provinsi Sumbar sebesar 23,3% dan Indonesia sebesar 24,4%.
“Sesuai target pemerintah pusat, tahun 2024 angka stunting harus berada diangka 14%, ini tugas berat kita bersama-sama antara pemerintah daerah dengan masyarakat untuk menurunkan angka tersebut,” ujarnya.
Dikatakan Richi lagi, hasil penimbangan bulan Agustus 2022 ada 2492 Balita dan 648 Baduta yang mengalami stunting yang tersebar di Kecamatan se Tanah Datar.
“Untuk pencegahan dan penurunan Stunting ini, Saya minta bantuan Bapak/Ibuk orang tua agar pemerintah juga bisa membantu, yakni dengan mendatangi Posyandu secara rutin di daerah masing-masing untuk pemeriksaan bayinya,” katanya.
Untuk pencegahan stunting itu sendiri, tambah Richi, 1.000 hari pertama menjadi perhatian utama, yakni mulai dari dalam kandungan sampai usia 2 tahun yang merupakan periode emas menghasilkan generasi penerus yang sehat dan cerdas.
“Stunting itu bukan aib, jadi orang tua tidak usah malu, maka datangilah Posyandu. Kemudian beri ASI Eklusif sampai usia 6 bulan, kemudian dilanjutkan pemberian gizi seimbang sampai usia 2 tahun,” sampainya.
TPPS juga mempunyai program orang tua asuh untuk anak stunting, dan Wabup Richi berharap dan menghimbau untuk menjadi orang tua asuh. “Mari kita sisihkan harta untuk menjadi orang tua asuh, karena dengan Rp500 ribu per bulan selama 6 bulan anak yang stunting sudah bisa dikeluarkan dari stunting,” sampainya.
Terakhir, Wabup Richi menyampaikan ucapan dan ungkapan terima kasih atas kepedulian Indojolito Peduli bersama Anggota DPR RI, Kemenkes RI, Dinkes Sumbar dan pihak lainnya atas upaya pencegahan dan penurunan stunting di Tanah Datar.
Sementara itu anggota DPR RI Arzeti Bilbina menyampaikan apresiasi terhadap kehadiran dan antusiasnya masyarakat terutama kaum ibu menghadiri kegiatan Germas yang mensosialisasikan tentang stunting.
“Alhamdulillah, kehadiran Bapak ibuk dalam acara ini tentunya bakal memberikan manfaat, karena akan ada narasumber dari Kemenkes RI, Dinkes Provinsi Sumbar dan Dinkes Tanah Datar yang akan membahas tentang stunting,” katanya.
Dikatakan Arzeti lagi, angka stunting Tanah Datar yang saat ini masih berada di angka 21,5%, memiliki tugas cukup berat untuk mencapai target nasional yakni 14% di tahun 2024.
“Ini bukan hanya tugas pemerintah saja, namun juga masyarakat sebagai garda terdepan yang memiliki peran dalam Gerakan Masyarakat Penurunan dan Pencegahan Stunting agar tercipta generasi cerdas ke depannya,” pungkasnya.
Selepas itu peserta diberi penambahan wawasan oleh Kemenkes RI, Dinkes Provinsi Sumbar dan Dinkes Tanah Datar dan dilanjutkan dengan penandatanganan komitmen bersama mendukung Penurunan dan Pencegahan Stunting. (d13)