Sumbar,relasipublik – Dalam menghadapi musim penghujan serta peningkatan mobilitas masyarakat menjelang Natal dan Tahun Baru 2025/2026, PT KAI Divre II Sumatera Barat melakukan berbagai langkah antisipatif untuk memastikan perjalanan kereta api tetap aman, lancar, dan selamat. Upaya ini dilakukan untuk meminimalisasi potensi gangguan perjalanan akibat tingginya curah hujan, angin kencang, cuaca ekstrem yang berubah tiba-tiba, serta risiko banjir, longsor, dan amblesan tanah di sejumlah titik rawan.
Kepala Humas KAI Divre II Sumbar, Reza Shahab, menyampaikan bahwa kondisi geografis wilayah barat Sumatera Barat pada petak jalur tertentu memiliki potensi pergerakan kontur tanah, terutama pada musim penghujan. Untuk itu, petugas prasarana jalan rel dan jembatan telah melaksanakan berbagai mitigasi preventif guna memperkuat keandalan jalur kereta.
“Petugas kami melakukan pemetaan prioritas perawatan prasarana, termasuk pengukuran jalur dengan track geometry melalui troli, pemeriksaan rutin secara jalan kaki oleh Petugas Periksa Jalan (PPJ), serta penambahan personel ekstra di titik-titik rawan. Semua langkah ini kami lakukan untuk memastikan jalur tetap aman dilalui,” ujar Reza.
Salah satu upaya penting dilakukan melalui pengoperasian Kereta Perawatan Jalan Rel (KPJR), yaitu sarana perkeretaapian yang digunakan untuk melakukan perawatan dan perbaikan jalur rel, baik secara berkala maupun situasional. Perbaikan geometri jalan rel dengan KPJR meliputi:
– Lifting (angkatan): mengangkat rel sesuai nilai ketinggian yang ditentukan agar jalur kembali rata.
– Lining/Lestrengan: meluruskan jalur rel secara horizontal baik ke kiri maupun ke kanan sesuai nilai geometri yang diatur.
– Tamping: memadatkan batu ballast di bawah bantalan yang telah diangkat dan diluruskan.
Ketiga proses ini dilakukan untuk memastikan kualitas jalan rel tetap optimal dan aman bagi perjalanan kereta api.
KAI Divre II Sumbar juga menyiapkan AMUS (Alat Material Untuk Siaga) di sejumlah titik rawan dan lokasi strategis. AMUS terdiri atas material penting seperti rel cadangan, karung pasir, batu kricak, bantalan beton, dan bantalan kayu yang dapat digunakan sewaktu-waktu dalam kondisi darurat.
Selain itu, KAI turut menyiagakan alat berat seperti excavator dan MTT (Multi Tie Tamper) guna mempercepat proses perbaikan jalur jika terjadi gangguan. Pemasangan Dinding Penahan Tanah (DPT) berupa konstruksi bronjong juga dilakukan di beberapa titik untuk mencegah longsor dan amblesan. Berbagai peralatan teknis lainnya seperti dongkrak, alat potong rel, pelat sambung, penambat rel, dan Hand Tie Tamper (HTT) turut ditempatkan di lokasi strategis untuk mendukung pemeliharaan jalur secara cepat dan tepat.
Secara umum, sarana KPJR terbagi menjadi dua jenis:
– MTT (Multi Tie Tamper): untuk perbaikan geometri jalur secara mekanis melalui lifting, lining, dan tamping.
– PBR (Profil Ballast Regulator): untuk merapikan dan memindahkan batu ballast sehingga jalur tetap dalam kondisi stabil.
Peralatan darurat lainnya seperti tenda pleton, chainsaw, serta material H-beam untuk perbaikan sementara jembatan juga disiagakan untuk mempercepat penanganan jika terjadi gangguan akibat cuaca ekstrem.
Selain langkah teknis, KAI Divre II Sumbar juga mengimbau masyarakat agar turut menjaga keselamatan perjalanan kereta api dengan tidak melakukan aktivitas berbahaya di sekitar jalur, serta segera melapor jika menemukan kondisi yang berpotensi mengganggu operasional. Sinergi antara petugas dan masyarakat menjadi kunci agar perjalanan kereta api di Sumatera Barat tetap aman dan lancar, meskipun dalam kondisi cuaca yang tidak menentu.
“Kami berkomitmen menjaga keselamatan dan kenyamanan pelanggan dengan langkah-langkah preventif yang konsisten. Seluruh unit operasional KAI akan terus bersiaga penuh selama musim penghujan berlangsung,” tutup Reza.












