PAINAN, RELASIPUBLIK – Kemajuan pembangunan dan sosial di Nagari menjadi bukti bahwa pengelolaan sumber daya yang kian efektif.
Hal itu disebutkan oleh Kepala DPMDPPKB, Wendi saat ditanya terkait dengan perkembangan pembangunan nagari mutakhir.
Wendi memaparkan bahwa terjadi kemajuan signifikan terhadap pembangunan fisik dan non fisik di Nagari.
“Ini bisa kita lihat dari data Indek Desa Membangun atau IDM yang telah diterbitkan oleh Kememdes, PDTT” ujanya, Kamis, (1/10) di kantornya.
Lebih jauh dijelaskan bahwa pada tahun 2019 ada 33 nagari yang masih berstatus tertinggal.
“Tahun ini tersisa 17 nagari saja, dan selebihnya naik menjadi nagari berkembang” ujar mantan Asisten Administrasi Umum, Setda Kabupaten Pesisir Selatan itu.
Menurut Wendi kemajuan nagari tersebut tidak terlepas dari peran penting Camat sebagai pembina dan pengawas nagari di wilayahnya.
“Maju tidaknya nagari sangat tergantung dari kepiawaian Camat dalam mengorganisir nagari-nagari di wilayah kerjanya” ungkap Kabag Humas 2017-2019 itu.
Camat Koto XI Tarusan, Deni Anggara menurut Wendi salah satu yang sangat berhasil, disamping yang lain.
“Tahun 2019 dari 23 nagari di Kecamatan Koto XI Tarusan, ada 5 nagari yang tertinggal, tapi Alhamdulillah 2020 semuanya naik kelas, jadi nagari berkembang” pujinya.
Artinya, sebut Wendi, arah dan kebijakan terkait nagari sudah tepat sehingga pada tahun 2021 diharapkan seluruh nagari tertinggal naik kelas.
“Harapan kita 2021 semua nagari dengan IDM baik, paling tidak tak ada lagi nagari tertinggal” ujarnya.
Seperti diketahui, setiap tahun OPD terkait seperti DPMD, Bapedalitbang dan Pendamping Profesional Desa melakukan pemdataan untuk mendapatkan nilai Indek Desa Membangun.
IDM tersebut akumulasi dari Indek Ketahanan Sosial (IKS), Indek Ketahanan Ekonomi (IKE) dan Indek Ketahanan Lingkungan (IKL).
IDM ada 5 tingkatan. Mandiri, maju, berkembang, tertinggal dan sangat tertinggal. (Erik)