PADANG, RELASIPUBLIK – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) tengah fokus mengembangkan konsep wisata ramah muslim (Muslim Friendly Tourism). Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno mengatakan terdapat sejumlah daerah yang dinilai potensial untuk pengembangan destinasi wisata ramah muslim, salah satunya adalah Sumatera Barat.
Sandiaga uno yang akrab dipanggil Mas Menteri juga mengatakan, saat ini destinasi wisata halal Indonesia berhasil meraih meraih peringkat kedua dari 138 negara dalam pemeringkatan Global Muslim Travel Index (GMTI) tahun 2022.
“Posisi ini naik dua tingkat dari tahun 2021 yang mana Indonesia waktu itu meraih peringkat keempat, hal ini yang menjadi motivasi saya untuk menjadikan Indonesia yang terdepan dalam pengembangan destinasi wisata halal,” ujar Sandiaga Uno saat menyampaikan sambutan di acara Subuh Mubarakah bersama Gubernur Sumbar, Buya Mahyeldi di Masjid Raya Bukittinggi, Rabu (6/7/2022).
Ia juga menunjuk Provinsi Sumatera Barat menjadi pilot project destinasi wisata halal di Indonesia, diharapkan dengan ditunjuknya Sumbar menjadi pilot project dapat menjadikan Indonesia peringkat pertama dalam Global Muslim Travel Index (GMTI) tahun 2023.
“Tahun ini kita hanya berbeda empat poin dengan Malaysia, saya harap dengan ditunjuknya Sumbar menjadi pilot project, diharapkan Indonesia mendapat poin sebesar 75 di tahun 2023,” imbuhnya.
Gubernur Mahyeldi, yang turut hadir menyambut mas menteri, mengapresiasi kedatangannya, karena menurut Buya, jarang seorang menteri yang datang ke masjid subuh-subuh dan melakukan shalat subuh berjamaah bersama masyarakat.
Disamping itu gubernur juga menyampaikan upaya Sumatera Barat menjadi destinasi wisata halal terbaik di dunia salah satunya dengan melakukan pengembangan sektor pariwisata yang merupakan salah satu program prioritas Pemprov Sumbar.
“Hal tersebut ditandai dengan naiknya kunjungan wisatawan pasca lebaran hampir 200 persen dibandingkan libur lebaran di tahun-tahun sebelumnya,” ungkap gubernur.
Peningkatan ini juga disebabkan tingginya animo perantau yang pulang ke Sumbar setelah dua tahun tertahan di perantauan akibat larangan bepergian saat pandemi Covid-19 pada 2020 dan 2021.
Hal tersebut tentu memberikan dampak positif terhadap perekonomian di sumbar, namun selain dampak positif, lonjakan kunjungan tersebut juga memberikan dampak negatif seperti kemacetan di sepanjang jalan akibat volume kendaraan yang meningkat tajam.
“Selain masalah kemacetan, persoalan sampah juga menjadi perhatian kami, kemudian hospitality atau keramahtamahan para pelayan di hotel atau homestay yang ada di sekitar tempat wisata,” kata gubernur.
Lebih lanjut ia mengatakan hal tersebut akan dijadikan test case atau evaluasi dalam mempersiapkan Sumatera Barat sebagai tahun kunjungan Visit Beautiful West Sumatera 2023 dan mendorong Sumbar sebagai destinasi wisata halal terbaik nasional.
Setelah kegiatan subuh mubarakah Mas Menteri melanjutkan lari maraton mengelilingi Kota Bukittinggi untuk merasakan kesejukan udara di Kota yang pernah dijuluki sebagai Parijs Van Sumatra. (Via/MMC)
Diskominfotik Sumbar