MENTAWAI, RELASIPUBLIK – Tim pendampingan sirekap KPU Sumatera Barat harus berhadapan dengan Samudra Indonesia, dengan cuaca agak kurang bersahabat gerimis dan awan gelap.
Tim pendampingan yang berjumlah 2 orang tenaga Tehnis juga membawa 1 orang tenaga tambahan untuk monitoring, tetap melakukan tugas pokok, meskipun dari malam sampai subunh, Siberut Selatan sudah diguyur hujan lebat, dan mereda pada pukul 07.00 wib, Kamis (10/12/2020), karena harus dipertanggung jawabkan.
Untuk sampai ke Siberut Barat Daya waktu yang ditempuh sekitar 1,5 jam, dengan melewati samudra luas dengan sekali-sekali melewati hutan bakau, berair keruh karena pasang dan gerimis.
Penanggung jawab tim pendampingan Lidya mengatakan, hanya tinggal 2 TPS belum sampai kotak suaranya ke PPK, karena kapal yang mengangkut tersangkut.
PPK setempat mengatakan, kendalanya sama dengan Siberut Selatan, blank spoot atau susahnya signal internet, selain itu tidak memiliki fasilitas lengkap seperti infocus dan sebagainya.
“Kami disini sama dengan Siberut Selatan, signal kurang ada dan fasikitas lainnya juga kurang, sehingga berbagai solusi harus kami tempuh, namun nampaknya tidak juga berhasil,” urai Robert salah seorang operator.
Monitoring dan pendampingan KPU Sumbar juga didampingi tim monitoring KPU kepulauan Mentawai, dan melihat betapa sulitnya untuk mencari solusi dalam melakukan tugas sesuai perintah, karena keterbatasan.
Maulidya dan Riki terus menerus melakukan kordinasi dengan KPU Sumbar dan KPU Mentawai, agar jangan ada pihak-pihak tertentu menilai kalau lembaga ini kurang serius, padahal semua sudah dilakukan serta diupayakan berbagai hal.(nau)