Kota Solok

Tolak Bala Nagari Supayang, Melestarikan Kearifan Lokal dan Menyambut Pemilu Damai

144
×

Tolak Bala Nagari Supayang, Melestarikan Kearifan Lokal dan Menyambut Pemilu Damai

Sebarkan artikel ini

Solok, relasipublik- Masyarakat Nagari Supayang, Kecamatan Payung Sekaki, Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Sabtu malam (10/2/24) menggelar tradisi Tolak Bala. Ritual ini bertujuan untuk menolak segala bala yang akhir-akhir ini melanda nagari, seperti hama tikus dan babi yang meresahkan masyarakat.

Kegiatan ini diikuti oleh hampir seluruh masyarakat, diawali dengan zikir dan doa di Jorong Koto Kubang dan berakhir di Simpang Aia Kandang Jorong Rumah Gadang. Sepanjang jalan yang dilalui, digemakan lantunan zikir bersama-sama. Menariknya, setiap rumah dan warung yang dilalui ritual ini ditutup, dengan makna agar keburukan tidak mampir.

Wali Nagari Darmansyah menjelaskan bahwa ritual Tolak Bala ini merupakan warisan turun temurun yang sudah ada sejak dahulu, bahkan diperkirakan sejak zaman Syekh Muchsin atau Syekh Supayang.

“Ritual ini bertujuan untuk menolak segala bala yang akhir-akhir ini melanda nagari, seperti tikus dan babi yang merajalela. Sekaligus kesempatan ini juga untuk mendoakan pemilu yang beberapa hari lagi akan dilaksanakan berjalan lancar dan tidak menimbulkan perpecahan di masyarakat,” ujar Darmansyah.

Kegiatan ini merupakan rangkaian pertama dari Tolak Bala selama tiga malam berturut-turut. Ritual akan ditutup Minggu depan di Kubang Kaciak dengan memotong seekor kambing, doa bersama, dan diakhiri dengan letusan senapan yang bermakna untuk menjauhkan segala bala dan keburukan dari Nagari Supayang.

Ritual Tolak Bala ini sempat terhenti akibat pandemi Covid-19.

Sementara itu, Pamong Budaya Wirasto SH mengatakan bahwa kearifan lokal masyarakat harus tetap dilestarikan sebagai warisan budaya tak benda. Dahulu, hampir semua nagari di Kabupaten Solok memiliki ritual serupa.

“Sebagai kekayaan budaya yang saat ini sudah mulai jarang dilakukan, Kabupaten Solok sangat kaya dengan beragam budaya seperti ritual khusus ini,” kata Wirasto.

Tradisi Tolak Bala di Nagari Supayang merupakan contoh nyata upaya masyarakat dalam menjaga kelestarian budaya dan kearifan lokal, sekaligus menjadi momentum untuk mendoakan keselamatan dan kelancaran pemilu yang akan datang. (A2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *