PAYAKUMBUH, RELASIPUBLIK — Dalam rangka pemenuhan hak perlindungan perempuan dan anak di Kota Payakumbuh, Tim Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak ( P2TP2A ) melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) dalam bentuk diskusi ke SMP dan SMA yang ada di Kota Payakumbuh, Rabu (4/11/2020).
Kegiatan Monev ini diikuti oleh Wakil Kepala sekolah, Wali Kelas, KTU, Guru BP dan Ketua Komite sekolah dimana kegiatan ini dilakukan selama tiga hari mulai tanggal 4 November 2020 s/d 6 November 2020.
Ketua P2TP2A Kota Payakumbuh Ny.Machdalena Erwin Yunaz mengatakan hari ini ada dua sekolah yang kami kunjungi yaitu SMAN 1 Payakumbuh dan SMAN 4 Payakumbuh.
“Kami dibagi menjadi 3 tim agar seluruh SMP dan SMA yang ada di kota payakumbuh tidak luput dari kegiatan ini,”ujarnya saat menjadi narasumber di SMAN 4 Payakumbuh.
Ditambahkan Machdalena tujuan dari Monev ini adalah kami ingin mengajak bapak dan ibu guru semuanya memberitahu kepada pelajar mengenai perlindungan perempuan dan anak karena tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak masih kerap terjadi.
Lebih lanjut Machdalena menuturkan, anak-anak terutama para pelajar harus cerdas dalam menghadapi masalah kekerasan karena yang sering menjadi korban adalah mereka. “Harapan kami anak-anak berani melapor jika jadi korban kekerasan atau melihat tindakan kekerasan,” ujarnya.
Diharapkan dengan adanya Monev ini dapat menurunkan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak khususnya di kalangan pelajar Kota Payakumbuh.
“Besar harapan saya kepada bapak dan ibuk guru semuanya agar dapat merangkul anak-anak kita dan memperhatikan setiap permasalahan apa saja yang sedang dihadapinya. Bagaimana cara kita dekat dengan murid-murid di sekolah sehingga jika mereka mengalami semuah permasalahan baik itu di keluarga maupun dengan teman sebaya mereka mau dan ingin membicarakan permasalahan ini dengan bapak dan ibuk semuanya agar dicarikan solusi dan jalan keluarnya,” tandasnya.
Plt Kepala Sekolah SMAN 4 Payakumbuh Arnefi Gustati mengapresiasi kegiatan Monev yang dilakukan oleh P2TP2A sebagai bentuk pencegahan tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak.
“Anak-anak perlu diberi pengetahuan dan pemahaman tentang kekerasan agar mereka bisa melindungi diri. Kita tentu tidak ingin anak-anak kita mengalami kekerasan tapi potensi itu pasti ada, untuk itu saya bersama guru-guru insyaallah akan memberikan pengarahan kepada para murid,”pungkasnya.(CAN)