JAKARTA,RELASIPUBLIK — Anggota Komisi VI DPR, Hj Nevi Zuairina pada rapat kerja dengan Kementerian Perdagangan menyampaikan agar pemerintah di tahun 2021 ini lebih memberikan fokus kepada pencapaian ketahanan pangan nasional. Kementerian Perdagangan dapat memberikan porsi pada program-programnya untuk ketahanan pangan ini sekaligus melakukan koordinasi dan sinergi dengan Kementerian atau Lembaga terkait.
Berdasarkan data dan keterangan yang di himpun Nevi, tahun 2020 neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar US$21,75 miliar, akan tetapi surplus tersebut timbul karena adanya penurunan impor yang sangat tajam sebesar 17,34%, bukan karena meningkatnya kinerja ekspor.
“Seharusnya adanya pandemi COVID-19 juga harus dijadikan momentum untuk meningkatkan produksi dalam negeri dan meminimalisir impor. Memaksimalkan ekspor non migas dari sektor pertanian untuk mendukung ketahanan pangan sebagai pertahanan melawan covid-19 merupakan kebijakan yang sangat tepat dan pro rakyat”, ujar Politisi PKS ini.
Nevi menjabarkan, berdasarkan data yang dilansir oleh Badan Pusat Statistik (BPS), ada indikasi penurunan kinerja industri dalam negeri yang bergantung pada bahan baku impor, yang terdampak adanya pandemi COVID-19. Untuk itu, daripada kita mengandalkan produk bahan baku luar, sebaiknya sumberdaya kita yang ada dalam negeri yang potensinya belom dioptimalkan, dapat digenjot sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan pemenuhan kebutuhan dalam negeri terutama komoditas pangan.
Legislator asal Sumatera Barat ini menyarankan kepada kemendag secara khusus, agar untuk memastikan bahwa ketersediaan bahan pangan sudah cukup sehingga tidak perlu impor dan harga di masyarakat dapat ditekan. Pada kampanye bapak Presiden Jokowi menjanjikan akan membatasi Importasi produk pangan untuk mengutamakan petani dalam negeri. Ini mesti dapat diwujudkan oleh seluruh jajarannya termasuk kemendag. Agar kejadian importasi beras pada tahun 2018 sebesar 2,25 juta ton, lalu terus berlanjut pada tahun 2019 tidak terulang dan terualang lagi tiap tahun.
“Intinya adalah sinergi dan koordinasi kuat antar kementerian dan Lembaga. Selama ini kita sangat tergantung pada turbulensi permintaan (demand) dan penawaran (supply) yang tidak seimbang, karena kekuatan dalam negeri kita rapuh. Mari kita tekadkan, agar kemandirian pangan kita kuat, sehingga dimasa depan maksimal akhir kepemimpinan presiden jokowi, cita-cita kita memiliki ketahanan pangan nasional yang stabil dapat terwujud”, Tutup Nevi Zuairina.
Hj. Nevi Zuairina
Anggota DPR RI Komisi VI FPKS
Daerah Pemilihan Sumatera Barat II
www.nevizuairina.id