Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
BeritaBerita UtamaDaerahKabupaten Solok SelatanTERBARU

Cegah Stunting, PLN Persero UID Sumbar Salurkan CSR di Solsel

48
×

Cegah Stunting, PLN Persero UID Sumbar Salurkan CSR di Solsel

Sebarkan artikel ini
PT. PLN Persero salurkan tanggung jawab sosial perusahaan alias Corporate Social Responsibility (CSR) di Kabupaten Solok Selatan. (Foto dok/Yanto)

SOLSEL, RELASI PUBLIK – PT. PLN Persero Unit Induk Distribusi Sumatera Barat salurkan tanggungjawab sosial perusahaan alias Corporate Social Responsibility (CSR) di Kabupaten Solok Selatan.

CSR ini diperuntukan bagi masyarakat penerima manfaat sebagai upaya dan bagian dari kegiatan Cegah Resiko Dini Anak Stunting (CERDASI).

Penyerahan bantuan ini dilakukan di Kantor Wali Nagari Pauh Duo Nan Batigo, Kecamatan Pauh Duo, Selasa (13/12/2023).

Bupati Solok Selatan H Khairunas mengapresiasi PLN atas dukungan aktifnya dalam mewujudkan zero stunting di Solok Selatan. Dalam pidatonya, Bupati menegaskan bahwa stunting adalah permasalahan nasional dan juga menjadi fokus utama program pemerintah Solok Selatan.

“Saya mengajak seluruh perusahaan di Solok Selatan untuk aktif berperan di masing-masing wilayah,” katanya.

General Manager PLN UID Sumatera Barat, Eric Rossi Priyo Nugroho, melalui CSR yang disalurkan, dia berharap pencegahan dini risiko stunting bisa dilakukan secara optimal dan juga meminta dukungan dari Pemerintah Solok Selatan untuk mensukseskan program ini.

Ketua DPRD Solok Selatan Zigo Rolanda, yang juga hadir turut menyampaikan terima kasih kepada GM PLN atas bantuan yang diberikan kepada masyarakat Solok Selatan.

Menurut Zigo, momen ini mencerminkan komitmen bersama, tidak hanya mencegah stunting tetapi juga memberikan dukungan nyata dalam pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.

“Semoga bantuan ini memberikan dampak positif dan meringankan beban keluarga di Taratak Bukareh, Kecamatan Pauh Duo,” kata Zigo.

Data Dinas Kesehatan Solok Selatan, dari 1.201 balita di Pauh Duo, terdapat 330 balita beresiko stunting (27.6%).

Untuk itu, pemerintah saat ini melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) terus berupaya optimal upaya penanganan dan pencegahan stunting di Solok Selatan. (yanto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *