Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
TERBARU

Walikota Solok Hadiri FGD Pengelolaan Sampah dan Energi Terbarukan di Tempo

32
×

Walikota Solok Hadiri FGD Pengelolaan Sampah dan Energi Terbarukan di Tempo

Sebarkan artikel ini

Walikota Solok Hadiri FGD Pengelolaan Sampah dan Energi Terbarukan di Tempo

Jakarta, Relasipublik – Walikota Solok, Zul Elfian Umar, menghadiri dan menjadi salah satu pembicara dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema lingkungan yang diselenggarakan oleh Tempo Media Group di Gedung Tempo, Palmerah, Jakarta Selatan, Kamis (25/4/24).

FGD ini bertujuan untuk mendiskusikan dan menyamakan pemahaman dalam pengelolaan lingkungan hidup, khususnya tentang pengelolaan sampah dan energi terbarukan.

Sebanyak 36 Kepala Dinas Lingkungan Hidup kabupaten/kota turut hadir sebagai peserta FGD. FGD dipandu oleh CEO Tempo Digital, Wahyu Dhyatmika, dan dihadiri pula oleh Pj. Gubernur NTB, Bupati Sumenep, dan Wakil Walikota Banjarmasin.

Dalam sambutannya, Walikota Solok menyampaikan terima kasih atas undangan Tempo Media Group dan menyatakan bahwa permasalahan sampah merupakan isu serius yang perlu ditangani bersama. Data menunjukkan bahwa volume sampah terus meningkat setiap tahun, dengan sumber utama berasal dari rumah tangga, yang mayoritasnya sampah organik, diikuti sampah plastik dan kertas.

Meskipun memiliki kesibukan padat, Walikota Solok menegaskan komitmennya untuk menghadiri acara yang diselenggarakan oleh Tempo. “Walaupun padatnya acara kami, kalau Tempo mengundang pasti akan kami usahakan menghadiri kegiatannya,” ujar Wako Zul Elfian Umar.

Di hadapan para peserta FGD, Walikota Solok memaparkan program dan kebijakan yang telah dilakukan di Kota Solok dalam rangka pengelolaan persampahan, mulai dari hulu hingga hilir. Ia menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dan kelompok masyarakat dalam upaya tersebut.

Kota Solok menghasilkan 54 ton sampah per hari atau sekitar 19.810 ton sampah per tahun, dengan komposisi sampah organik lebih banyak daripada sampah anorganik (55,72%).

Untuk mengatasi hal ini, berbagai upaya telah dilakukan seperti penerapan composting skala rumah tangga untuk sampah organik melalui bantuan pengadaan komposter mini. Pilot project ini telah berhasil diterapkan di 5 Dasawisma di Kota Solok.

Penyelenggaraan Bank Sampah (12 unit) dan Rumah Kompos (6 unit) untuk mendukung prinsip 3R (reduce, reuse, recycle). Penanaman pohon oleh calon pengantin sebanyak dua batang pohon, dengan lokasi ditentukan oleh Pemko.

Sedekah pohon bagi pejabat dan ASN yang pulang dari Dinas Luar Daerah. Pejabat dan ASN diimbau menyisihkan kelebihan uang perjalanan dinas untuk membeli bibit pohon dan diserahkan ke Dinas Lingkungan Hidup Kota Solok.

Walikota Solok berharap upaya-upaya ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. “Pengelolaan sampah di Kota Solok harus dimulai dengan penyadaran masyarakat dari usia dini, sehingga akan terwujud kesadaran dan kepedulian lingkungan (ekoliterasi) seluruh warga yang bekerjasama melindungi lingkungan dan kelestarian bumi,” kata Wako Solok.

FGD ini diharapkan dapat menghasilkan masukan dan solusi yang konkret untuk mengatasi permasalahan sampah dan mendorong penggunaan energi terbarukan di Indonesia. (*/A2)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *